Berawal dari obrolan sama temen kerja yang haus akan liburan . Maka tercetus lah ide buat cari rencana liburan buat kabur dari kejenuhan di Jakarta . Karena lagi ngga mau repot, dan ngga punya waktu yang banyak buat ambil "cuti" kerja akhirnya kita memutuskan buat pake jasa travel biar praktis . Kebetulan, waktu lagi searching tujuan, ketemulah dengan Langkah Kaki Adventure yang mau ngadain trip ke Pantai Bama, Kawah Ijen dan Baluran selama 3 hari 2 malam . Langkah Kaki ini, adalah jasa travel yang udah terpecaya karena waktu jaman kuliah, mereka lah yang mengakomodasi perjalanan kita sekelas ke Pantai Sawarna . Dari awal booking trip sampe siap mau berangkat semua rasanya ngga perlu repot, karena bang Kiki ( Owner Langkah Kaki ) selalu informatif dan siap siaga kasih arahan jadi tinggal terima rebes, eh beres !
Ini dia Itinerary sepanjang trip kali ini ;
Day
I
12.30 Meeting point di st pasar senen
14.00 Otw Surabaya (Ps Turi)
Day
II
01.00 – 01.30 (Dini
Hari ) Sampai di Surabaya (Ps Turi / Gubeng)
02.00 – 08.00 Menuju
Baluran National Park
08.00 – 09.00 Sampai
di Baluran
09.00 – 12.00 Explore
Baluran & pantai bama (ISHOMA) , Makan
Siang
13.00 – 16.00 Menuju
Paltuding Rest Area Camping Ground
16.00 – 20.00 Buka Tenda dan bersih – bersih serta Makan Malam , Acara bebas+ istirahat
Day
III
00.01 – 02.30 Trekking menuju kawah Ijen
03.00 – 06.00 Explore
Kawah ijen, blue fire & narsis2an
06.00 – 08.00 Trekking
turun kawah ijen.
08.00 – 10.00 Sarapan
dan Perjalanan menuju Air terjun
10.00 – 15.00 Menuju Surabaya Pitstop di rest Are dan bersih – bersih dan Sholat
16.00 – 18.30 Menuju
Kota Surabaya Pasar Turi
20.30 – 20.30 Menuju
JAKARTA.
Day
IV
09.00 – 10.00 Tiba
di JAKARTA.
Here we go...
Perjalanan trip kali ini dimulai dengan naik kereta dari Pasar Senen menuju ke Surabaya ( Pasar Turi/ Gubeng ) selama kurang lebih 12 jam . Dari Senen jam 2 siang sampe Surabaya sekitar jam 2 dini hari . Turun kereta, langsung disiapkan Elf yang siap mengangkut peserta trip yang lumayan banyak . Dan perjalanan masih berlanjut via darat selama 7 jam menuju Banyuwangi . Dan ngga sia-sia lah pegel-pegel perjalanan yang melelahkan ketika sampe di lokasi Taman Nasional Baluran .Sejauh mata memandang, hamparan lahan hijau memanjakan mata #tsaelah . Taman Nasional Baluran a.k.a Africa Van Java nya Indonesia . Cuma sayang, ngga ketemu kawanan hewan yang lari-larian . Taman Nasional Baluran ini terbagi jadi dua : Bekol dan Bama . Daerah Bekol itu adalah bagian Savana nya dan Bama adalah Pantai nya .
Masih di kawasan Baluran, di ujung taman Nasional ini terdapat Pantai Bama . Ketika memasuki kawasan pantai ini, kita akan disambut sekawanan kera abu-abu ekor panjang . Mungkin karena weekday, pantai nya bener-bener sepi cuma rombongan trip kita aja . Pantai nya bersih, pasir nya putih dan karena sepi jadi berasa private beach gitu .
Istimewa nya lagi, lokasi pantai ini juga dikelilingi oleh tanaman mangrove . Dan, kalo kita telusurin jalan setapak disisi pantai kita bakalan nemuin hamparan pohon mangrove dan jembatan pandang yang dihiasi akar-akar besar .
Ekspedisi explore Kawasan Taman Nasional Baluran, Pantai Bama berakhir sore hari dan perjalanan selanjutnyandilanjutkan menuju Ekspedisi Kawah Gunung Ijen . Sesampainya di pintu gerbang masuk kawasan Kawah Ijen, rombongan trip kami tiba-tiba diberhentikan oleh beberapa warga sana dan ternyata mereka meminta uang retribusi tambahan . Sebenarnya hal ini sangat disayangkan, mengingat kami pun sudah membayar biaya masuk kesana . Entah secara resmi atau tidak, hal ini bikin rombongan yang sudah capek dan ingin istirahat merasa sedikit terganggu . Dengan "negoisasi" yang alot, akhirnya rombongan kami diperbolehkan masuk dengan syarat ; ada beberapa anggota rombongan trip yang ikut naik jeep dari bawah ke atas bersama mereka . Akhirnya, daripada menunggu lebih lama lagi, ditambah fisik yang sudah mulai lelah saya menjadi volunteer bersama beberapa orang yang lain untuk ikut naik jeep bersama mereka . Jujur, rasanya degdegan dan takut bercampur aduk, kalau dilihat adegan nya seperti cuplikan penculikan di film-film *mulai mengkhayal* . Sementara yang lain tetap naik dengan elf rombongan, Saya malah baca doa terus-terusan takut diculik beneran . Cuaca yang dingin, ditambah naik jeep dengan jendela terbuka dan sekeliling kita hanyalah ilalang lebat dan supir jeep bercerita yang aneh-aneh bikin speechless . Untunglah, elf di belakang jeep selalu kasih sen supaya bikin tenang dan alhamdulillah kita diantarkan sama mereka dengan selamat sampai Paltuding rest area camping ground .
Karena udah lelah banget tapi badan lengket, tadinya ngga mau mandi tapi banyak yang bilang kalau abis mandi malahan badan jadi lebih hangat walapun pas mandi air disana sangat dingin . Dan setelah mandi dan makan, kami menuju camping ground dengan api unggun bergabung bersama rombongan lain untuk selanjutnya "naik" ke puncak pertengahan malam . Saya, yang basically ngga kuat nahan dingin sudah double jacket, kaos kaki juga celana tetap merasa kedinginan, entah berapa derajat suhu Ijen waktu itu . Sampai ditengah-tengah tidur, saya terbangun karena badan gemetar menahan dingin yang sangat menusuk sampai ke tulang .
Kurang lebih pukul 02.00 malam, semua sudah bangun dan bersiap dengan peralatan masing-masing untuk persiapan nanjak . Kaget, karena ternyata banyak juga orang yang ingin melihat keindahan Kawah Ijen, bukan hanya turis domestik tapi juga mancanegara . Sebelum memulai perjalanan, kami diarahkan untuk berdoa semoga selama perjalanan naik ke puncak tidak terjadi suatu apa . Awalnya, saya dan rombongan berjalan selalu beriringan, tapi lama kelamaan kita mulai terpecah karena ketahanan fisik masing-masing . Jujur, saya banyak sekali istirahat karena merasa tidak kuat dan rasanya ingin menyerah saja . Suhu dingin, dan jalanan yang menanjak terus membuat tenggorokan ini rasanya tercekat . Tetapi, kalau rasa ingin menyerah muncul saya dapat pecutan semangat melihat warga pribumi yang dengan lincah lalu lalang naik ke puncak untuk mengangkut bongkahan belerang . Malu rasanya jika dibandingkan dengan mereka yang setiap hari, dan bisa beberapa kali bolak-balik mengakut belerang-belerang itu .
Di pertengahan jalan, setelah beristirahat entah yang keberapa kalinya saya baru sadar, bahwa sarung tangan saya hilang satu . Panik rasanya, karena saya tahu kalau tidak kuat menahan dingin, untungnya anggota trip membawa lebih dan baik hati meminjamkan . Rasa lelah, dan fisik yang mulai goyah setengah terbayar ketika melihat langit Ijen malam itu sangat amat cantik dipenuhi bintang-bintang dan kita bisa melihat suasana kota yang menawan dan pemandangn itu tidak bisa tergambarkan dengan kata-kata, MasyaAllah . Sepanjang perjalanan kadang berpapasan dengan para penambang dan mereka memberikan semangat agar kita bisa sampai ke puncak!
Dan akhirnya, setelah segala perjuangan, sampailah kita di puncak Kawah Ijen, saat itu sekitar pukul 04.00 pagi . Rasanya haru, sujud syukur karena bisa sampai ke puncak! Tapi, bukan itu sebenarnya tujuan utama kita . Kita harus bangga karena di Kawah Ijen, iya di Indonesia , terdapat salah satu dari hanya dua di dunia yang biasa disebut "Api Biru" atau Blue Fire . Dari puncak, yang asap belerang sudah mulai tidak bersahabat kita harus turun ke bawah kawah untuk dapat melihat kebesaran Sang Maha Kuasa itu . Walaupun sudah pakai masker yang sudah dibasahi air supaya bau belerang tidak terlalu menusuk tapi rasanya tidak cukup . Dan, di tengah perjalanan rasanya saya sudah tidak bisa melihat apa-apa lagi dan bau belerang semakin membuat tenggorokan tercekat , yang paling parah saya hanya sendirian terpisah dari rombongan . Saya melihat teman serombongan begitu bersemangat melihat Blue Fire dengan pikiran " gue harus sampe ke bawah, gue harus liat blue fire, sayang sudah sampe sini tapi tidak dapat fenomena blue fire " . Melihat beberapa orang putar arah naik lagi ke puncak dan mereka bilang tidak mungkin dapat blue fire karena pagi sudah menjelang dan kabut semakin tebal . Saya yang sedang bersandar di batu, sambil memikirkan akan memaksakan diri turun ka bwah melihat blue fire atau naik ke atas karena saya tahu, limit tubuh saya sudah memberi alarm kalau sudah tidak sanggup lagi . Di tengah kegalauan, ada bapak penambang yang memberi nasihat "kalau sudah tidak kuat jangan dipaksakan, sudah sampai sini aja hebat, dan saat ini memang bukan waktu yang tepat melihat sunrise di puncak kawah dan melihat blue fire " . Bismillah, dengan mantap saya memutuskan putar balik bersama beberapa orang lain daripada jatuh pingsan dan malah merepotkan orang lain . Dengan susah payah, lebih sudah daripada nanjak ke puncak sampailah lagi di atas Kawah .
Luar biasa rasanya, senang, terharu, takjub jadi satu saat melihat
beberapa orang sujud syukur menikmati keindahan Puncak Kawah Ijen . Saya
pun, hanya diam dan tertegun juga rasa tak percaya bisa sampai kesana .
Segala rasa lelah rasanya terbayar beribu ribu kali lipat dengan
pemandangan yang amazing . Saya, merasa bangga dengan diri sendiri bisa
ada disana walaupun tidak dapat sunrise dan melihat betapa indahnya Blue
Fire itu . Suatu saat nanti, saya akan balik kesana melihat kamu wahai
Api Biru.
Maafkan tulisan yang panjang ini, tapi ini
adalah sepenggal ingatan memori indah saya dan separuh hati yang
tertinggal di Ijen . Dan tulisan tentang Ijen ini, tiba-tiba jadi bahasa
yang baku . Alhamdulillah pokoknya puas dengan jamuan trip dari Langkah
Kaki ini . Dan sampai dengan selamat di Jakarta, untuk kembali
disibukkan dengan hiruk pikuk yang ada . Selamat Malam!